
2 Alasan Konten Digital Signage Tidak Kena ke Konsumen
Tidak ada orang yang suka disalah-mengertikan atau diacuhkan, apalagi jika sudah menghabiskan banyak waktu menjelaskan apa yang ingin disampaikan. Kita pasti pernah mengadakan pembicaraan serius dengan seseorang dan berakhir dengan masuk kuping kiri keluar kuping kanan. Ini pastinya akan membuatmu frustasi apalagi jika sudah keluar banyak uang untuk menyampaikan pesan lewat media periklanan.
Misalnya, katakanlah kamu spend money beriklan di network digital signage 4K untuk mendorong penjualan. Namun setelah terlaksana, kamu tidak melihat ROI langsung yang real. Rasanya seperti bicara sama tembok.
Frustasi memang manakala pesan digital signage tidak efektif, tapi biasanya ada 2 alasan mengapa hal ini bisa terjadi. Setelah kita tahu masalahnya, kita bisa temukan solusinya agar pesan yang ingin kamu sampaikan bisa diterima dengan jelas.
Pesan di digital signage tidak membaca situasi
Digital signage harus menampilkan pesan yang tepat pada waktu yang tepat. Seperti contoh, jika saat ini musim hujan, ada baiknya digital signage menampilkan pesan yang beresonansi dengan keadaan seperti iklan kopi, jaket, dsb. Atau jika sedang musim kemarau, digital signage bisa menampilkan iklan ice cream, baju renang, dsb.
Kamu bahkan bisa selangkah lebih maju dengan merespon langsung mood pelanggan lewat data wajah anonim seperti usia dan jenis kelamin, lalu menampilkan konten yang dibuat khusus untuk mereka. Secara sederhana, kamu butuh konten yang dapat menjangkau pelanggan di saat mereka sekarang. Jadi kamu perlu meng-update konten secara reguler, karena konten lama biasanya sudah tidak lagi relevan.
Tidak ada yang bisa dilakukan
Masalah lain terkait konten digital sigange yaitu tidak adanya interaksi pelanggan dengan display. Begitu banyak digital signage yang menampilkan iklan produk … dan hanya itu saja.
Meskipun tidak ada yang salah dengan hanya memasang iklan produk, tapi akan lebih baik jika digital signage juga menawarkan beberapa cara bagi pelanggan untuk terlibat dengan brand di tingkat yang lebih dalam seperti:
- Menyediakan kode QR untuk diskon.
- Mendorong pelanggan untuk mendaftar loyalty program.
- Mengadakan kontes.
- Mengintegrasikan game ke dalam layar sentuh.
- Menghadirkan komponen interaktif bagi pelanggan untuk memasukkan informasi.
- Menyediakan inventaris produk.
- Memberikan pengalaman AR (augmented reality).
Poin-poin di atas hanyalah beberapa contoh pendekatan yang dapat membuat signage display jadi lebih menarik. Tujuan dari penggunaan digital signage tidak hanya untuk menjual barang/produk, tapi juga untuk menciptakan customer experience yang lebih mendalam, yang akan membuat pelanggan kembali … dan juga menghabiskan lebih banyak uang.
Tinggalkan Balasan